PENGARUH PELATIHAN REGULASI EMOSI TERHADAP KORBAN BULLYING DI SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.
DOI:
https://doi.org/10.37755/jsbk.v14i1.1629Keywords:
Pelatihan, Regulasi Emosi, Bullying.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi terhadap korban bullying di SMK Negeri 3 Pematang Siantar.. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang siswa yang menajadi korban bullying di SMA Negeri 3 pematang siantar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket. Angket yang digunakan adalah angket regulasi emosi dengan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh thitung = 0,013 kemudian dibandingkan dengan ttabel 0,05. Dimana 0,000 > 0,05 , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pelatihan regulasi emosi berpengaruh terhadap korban bullying.References
Baiti, N. F.(2022) Studi Tentang Regulasi Emosi Pada Peserta Didik Korban Bullying Di Smp Negeri 58 Surabaya.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik; Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak, Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Resmaja Rosdakarya.
Dwityaputri, Y. K., & Sakti, H. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Forgiveness Pada Siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD-Tangerang Selatan.Jurnal EMPATI, 4(2), 20–25.
Gardner, S. E., Betts, L. R., Stiller, J., & Coates, J. (2017). The role of emotion regulation for coping with school-based peer-victimisation in late childhood. Personality and Individual Differences, 107, 108–113.
Greenberg, L. S. (2002). Integrating an emotion-focused approach to treatment into psychotherapy integration. Journal of Psychotherapy integration, 12(2), 154.
Gross, J. J. (2014). Conceptual and Empirical Foundations. Hanbook of Regulation Emotion Second Edition, 3–20.
Gross, J.J. Emotion Regulation: Past, Present, Future Stanford University, California, USA.
Goleman, D. (2009). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia
Hendrikson. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi. Gramedia.
Lazarus, R. S. (1991). Cognition and motivation in emotion. American psychologist, 46(4), 352.
Usman Husaini .2013. Manajemen Teori,Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Olweus, D. (1993). Bullying at Shool: What We Know and What We Can Do Coornwall. Blackwall Publishing.
Rigby, Ken.(2005). The Anti-Bullying and Teasing Book. Australia: Gryphon House, Inc. Diajeng, H., Indari, & Mustriwi. (2021). Gambaran Regulasi Emosi Remaja Smk Korban Bullying. Nursing Information Journal, 1(1), 25–30.
Silaen, A. C., & Dewi, K. S. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Asertivitas (Studi Korelasi pada Siswa di SMA Negeri 9 Semarang). Jurnal EMPATI, 4(2), 175–181.
Saputra, S. (2017). Hubungan Regulasi Emosi dengan Hasil Belajar Siswa. Konselor, 6(3), 96.
Smith, P. K., & Thompson, D. (2018). Practical Approaches To Bullying.
Sulisrudatin, N. (2014). Kasus Bullying Dalam Kalangan Pelajar (Suatu Tinjauan Kriminologi). Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 5(2), 57–70.
Umasugi, S. C. (2013). Hubungan antara regulasi emosi dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Empathy, 2(1).
Baiti, N. F.(2022) Studi Tentang Regulasi Emosi Pada Peserta Didik Korban Bullying Di Smp Negeri 58 Surabaya.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik; Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak, Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Resmaja Rosdakarya.
Dwityaputri, Y. K., & Sakti, H. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Forgiveness Pada Siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD-Tangerang Selatan.Jurnal EMPATI, 4(2), 20–25.
Gardner, S. E., Betts, L. R., Stiller, J., & Coates, J. (2017). The role of emotion regulation for coping with school-based peer-victimisation in late childhood. Personality and Individual Differences, 107, 108–113.
Greenberg, L. S. (2002). Integrating an emotion-focused approach to treatment into psychotherapy integration. Journal of Psychotherapy integration, 12(2), 154.
Gross, J. J. (2014). Conceptual and Empirical Foundations. Hanbook of Regulation Emotion Second Edition, 3–20.
Gross, J.J. Emotion Regulation: Past, Present, Future Stanford University, California, USA.
Goleman, D. (2009). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia
Hendrikson. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi. Gramedia.
Lazarus, R. S. (1991). Cognition and motivation in emotion. American psychologist, 46(4), 352.
Usman Husaini .2013. Manajemen Teori,Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Olweus, D. (1993). Bullying at Shool: What We Know and What We Can Do Coornwall. Blackwall Publishing.
Rigby, Ken.(2005). The Anti-Bullying and Teasing Book. Australia: Gryphon House, Inc. Diajeng, H., Indari, & Mustriwi. (2021). Gambaran Regulasi Emosi Remaja Smk Korban Bullying. Nursing Information Journal, 1(1), 25–30.
Silaen, A. C., & Dewi, K. S. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Asertivitas (Studi Korelasi pada Siswa di SMA Negeri 9 Semarang). Jurnal EMPATI, 4(2), 175–181.
Saputra, S. (2017). Hubungan Regulasi Emosi dengan Hasil Belajar Siswa. Konselor, 6(3), 96.
Smith, P. K., & Thompson, D. (2018). Practical Approaches To Bullying.
Sulisrudatin, N. (2014). Kasus Bullying Dalam Kalangan Pelajar (Suatu Tinjauan Kriminologi). Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 5(2), 57–70.
Umasugi, S. C. (2013). Hubungan antara regulasi emosi dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Empathy, 2(1).
Baiti, N. F.(2022) Studi Tentang Regulasi Emosi Pada Peserta Didik Korban Bullying Di Smp Negeri 58 Surabaya.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik; Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak, Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Resmaja Rosdakarya.
Dwityaputri, Y. K., & Sakti, H. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Forgiveness Pada Siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD-Tangerang Selatan.Jurnal EMPATI, 4(2), 20–25.
Gardner, S. E., Betts, L. R., Stiller, J., & Coates, J. (2017). The role of emotion regulation for coping with school-based peer-victimisation in late childhood. Personality and Individual Differences, 107, 108–113.
Greenberg, L. S. (2002). Integrating an emotion-focused approach to treatment into psychotherapy integration. Journal of Psychotherapy integration, 12(2), 154.
Gross, J. J. (2014). Conceptual and Empirical Foundations. Hanbook of Regulation Emotion Second Edition, 3–20.
Gross, J.J. Emotion Regulation: Past, Present, Future Stanford University, California, USA.
Goleman, D. (2009). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia
Hendrikson. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emosi. Gramedia.
Lazarus, R. S. (1991). Cognition and motivation in emotion. American psychologist, 46(4), 352.
Usman Husaini .2013. Manajemen Teori,Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Olweus, D. (1993). Bullying at Shool: What We Know and What We Can Do Coornwall. Blackwall Publishing.
Rigby, Ken.(2005). The Anti-Bullying and Teasing Book. Australia: Gryphon House, Inc. Diajeng, H., Indari, & Mustriwi. (2021). Gambaran Regulasi Emosi Remaja Smk Korban Bullying. Nursing Information Journal, 1(1), 25–30.
Silaen, A. C., & Dewi, K. S. (2015). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Asertivitas (Studi Korelasi pada Siswa di SMA Negeri 9 Semarang). Jurnal EMPATI, 4(2), 175–181.
Saputra, S. (2017). Hubungan Regulasi Emosi dengan Hasil Belajar Siswa. Konselor, 6(3), 96.
Smith, P. K., & Thompson, D. (2018). Practical Approaches To Bullying.
Sulisrudatin, N. (2014). Kasus Bullying Dalam Kalangan Pelajar (Suatu Tinjauan Kriminologi). Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 5(2), 57–70.
Umasugi, S. C. (2013). Hubungan antara regulasi emosi dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Empathy, 2(1).





